Wednesday, October 25, 2006

Latina: The (almost) Lost Language

Pertama-tama... Saya ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri kepada Anda semua. Mohon maaf lahir batin, yaa~ ^^

Oh, well... Daripada lama-lama...
Draco dormiens nunquam titillandus


Kalian semua pasti tahu artinya kan? Jangan mengusik naga yang sedang tidur. Nah, apa Anda semua tahu hubungannya dengan postingan saya kali ini?

*ketuk meja*

Bangun, saudara-saudara. *ehm*

Sekali-sekali boleh dong saya serius... Bosan meracau terus di mana-mana...

OK. Walaupun saya tak begitu menyukai Harry Potter secara keseluruhan, namun ada satu bagian yang membuat saya begitu tertarik. Ya, tentu pada bagian itu.

Salah satu kelebihan Rowling yang menarik perhatian saya, seperti halnya Professor Tolkien, adalah ia sangat suka bermain dengan kata dan bahasa. Di saat Prof. Tolkien menciptakan bahasa-bahasa baru, seperti bahasa Elven, Drow, dll, Rowling 'menghidupkan' kembali bahasa yang hampir punah. Bahasa Latin.

Mengapa saya katakan hampir punah? Sebab sekarang, hanya segelintir orang yang memakai bahasa tersebut, bahkan penggunaannya pun terbatas. Contohnya, di Vatikan, nama ilmiah tumbuhan dan hewan... Tapi bukan sebagai bahasa sehari-hari.

Bahasa Latin, sebenarnya adalah bahasa yang indah dan teratur. Walaupun, mungkin bagi kita yang terbiasa dengan grammar bahasa Indonesia atau Inggris, akan sedikit bingung atau merasa aneh dengan tata bahasa Latin, walaupun ada beberapa persamaan juga.

Kata kerja dalam bahasa Latin dipengaruhi oleh jumlah (tunggal atau jamak), orang (saya, kamu, ia, dll), time mood (indicative, subjunctive, atau imperative), dan apakah kalimat yang mengandung kata kerja tersebut aktif atau pasif. Begitu pula kata benda dan juga bentuk kata lain seperti adjektif dan pronoun, juga dipengaruhi oleh case, gender, dan jumlah.

Untuk membedakan setiap bentuk kata kerja dan kata-kata lain, sesuai dengan apa yang mempengaruhinya, digunakan apa yang kita sebut: imbuhan, biasanya berupa akhiran. Bahkan, *saya sudah bilang belum ya?* imbuhan pada kata kerja juga mampu membedakan suatu kalimat adalah pertanyaan, pernyataan, atau perintah.

Exempli gratia:
Amo - I love
Amas - You love


Keduanya berbeda dalam hal orang, saya dan kamu.

Contoh lain:
Scisne.
Ini adalah suatu pertanyaan. Do you know?

Jika kita tahu, maka jawabannya adalah:
Scio.
Saya tahu.

Jika tidak:
Non scio.
Saya tidak tahu.

OK. Berikutnya, tahukah Anda beberapa kata dalam bahasa Inggris diambil dari bahasa Latin? Exempli gratia, villa. Yang berarti: rumah tinggal.

Beberapa istilah juga diambil dari bahasa Latin. Seperti exempli gratia (for example) yang disingkat e.g., lalu NB: nota bene ('important' note)... Ini memperlihatkan bahwa bahasa Latin adalah bahasa yang sedikit atau banyak mempengaruhi bahasa yang ada saat ini.

Jadi, bagi saya, Rowling telah melakukan sesuatu yang begitu berarti bagi kelestarian sebuah bahasa. Sebab jika tidak, mungkin bahasa Latin akan benar-benar punah. Bahasa seindah itu *menurut saya* kok punah...

Hmm.. Setelah dipikir-pikir, harusnya Rowling memberi kita inspirasi ya? Siapa yang akan tahu, suatu saat nanti, anak cucu kita justru tak bisa berbahasa daerah gara-gara tak ada yang mengajarkan pada mereka? Jadi, bagaimana kalau suatu saat kita membuat suatu buku berbahasa Sunda, atau Jawa kuno, atau bahasa daerah apapun, untuk menjaga kelestarian bahasa daerah kita?

Hmm.. Hmmm.. Mungkin bahkan suatu saat, kita perlu melestarikan Bahasa Indonesia juga.. Siapa yang tahu?

Oh, dan omong-omong, kalimat yang tadi, bagi saya akan berubah menjadi seperti ini:
Felis dormiens nunquam titillandus

Artinya? Tentu Anda tahu. Jangan mengusik kucing yang sedang tidur..

Well, bubble bye everyone!

*dozes off*

2 Comments:

Blogger ambudaff said...

Miyuuuu! Itu "Felis" kan trade mark sayahhh!
*James mencakar Miyu*

5:57 AM  
Blogger Myu-chan said...

Nyaw~! *bales cakar James*

Saya kan juga kucing!!

Halah. Itu kan pepatah standar para kucing.... *disambit*

10:10 AM  

Post a Comment

<< Home