Tuesday, October 17, 2006

Harry Potter and Asrama on The Eye of The Cat Princess Miyu

Entri kedua seekor kucing...

*ditimpuk*

Aduh. Kan saya dengan bangga hati mengakui bahwa saya itu seekor kucing yang bisa sihir... Hihi.

Nah, setelah kemarin saya membicarakan sesuatu yang, well, OK, hubungannya sedikit sekali kok dengan Harry Potter... *lempar kacang ke Gunz* ^^;;

Kecuali, semoga saja Anda bisa lebih memahami saudara-kembar-beda-umur saya yang misterius-tapi-keren itu... *disambit oleh para pecinta Snape*

Sekarang saatnya saya.. *lirik kanan-kiri*

Euh, ga kok. Saya ga akan nulis soal psikologi lagi... Tunggu saya menerbitkan buku Psikologi Sihir, ya... *kabur*

Hihi. Nah, setelah ada beberapa orang yang curhat tentang HP, Harry Potter, gitchu maksud saya.... Giliran saya kan yang curhat? Iya kan?

Lho? Kok saya malah nanya ke kalian.

*ketuk meja* Ehm. Ehm. Giliran saya buat curhat..

Saya, mengawali ke-tidak-terlalu-tertarik-an saya (maksudnya, tertarik secara biasa saja) pada HP sejak buku HP pertama dikeluarkan oleh tante JK Rowling. Waktu itu, Mum yang tahu (ya, dia tahu!) saya itu hobi mengumpulkan buku (dan dibaca sekali-dua-kali saja, baru dibaca lebih dari dua kali kalau saya benar-benar suka), membelikan saya buku HP:SS secara tiba-tiba-dan-bikin-kaget-aja.

Sungguh, sebagai kucing-eh-anak-kucing (sama aja...) yang besar dalam asuhan segala macam buku-termasuk-novel-detektif-dan-buku-psikologi-kecuali-komik, saya waktu itu ga tahu apa menariknya isi buku itu, kecuali bahwa buku itu bentuknya adalah: novel.. *ditimpuk* Bahkan Mum pun cuma bilang, "Buat kamu. Kayanya bagus."

O-ow... Mum.

Dan, seperti kebiasaan saya waktu membaca buku lain, buku itu pun terselesaikan dalam kurang-dari-setengah-hari. Dan, sehari setelah saya dapat buku itu, sudah dua kali buku itu habis saya baca. Bukan karena saya benar-benar tertarik sama buku itu. Tapi karena, waktu itu, saya kehabisan bahan bacaan. Ini jujur, lho.

Beberapa waktu kemudian, buku kedua: CoS pun keluar. Lagi-lagi, Mum membelikan untuk saya satu. Kali ini, saya pun menghabiskan kurang-dari-sehari untuk baca buku itu. Well, saya akui, buku inilah satu-satunya buku HP yang menarik minat saya, selain HBP yang keluar beberapa tahun sesudahnya. Alasannya? Mudah saja kok. Misteri Basilisk dan Kamar Rahasia...

Setelah beberapa lama, kedua buku pertama itu pun masuk gudang buku saya, bercampur dengan buku-buku lain. Dan sampai sekarang ga pernah keluar lagi. *g*

Dan, keluarlah buku ketiga... berhubung tebal bukunya yang makin tebal dan harganya yang makiiiin-melambung-tinggiiiiiiiii... Mum pun tidak membelikan buku itu. Mahal, katanya... Hihi.

Maka dari itu, perlahan-lahan saya pun melupakan soal HP, dan ketertarikan saya pun tidak berkembang.

Sampai film kedua HP dirilis. Ketertarikan saya secara partikular terhadap buku kedua pun bangkit lagi. Hanya pada yang kedua.

Dan, setelah masa-masa film itu lewat.. Saya kembali melupakan HP.

Yang mengingatkan saya kembali, jujur saja... Adalah suami-saya-yang-nota-bene-tukang-sayur, Gunbazca.. *hayo, ngaku!*

Saat itu, awal tahun ini kalau saya-ga-hilang-ingatan-atau-salah-ingat, dia baru melamar kerja pada HPI sebagai mod FanPoem. Nah, dengan senang-hati-atau-entah-lah, dia menawarkan pada saya untuk join HPI, yang-akhirnya-saya-tahu-isinya-hampir-semua-tentang-HP. Seperti biasa, saya pun tidak banyak terlibat dalam forum, hanya mengamati saja, serta sedikit-demi-sedikit memahami dan mengikuti pembicaraan soal HP.

Kemudian, dia juga memberikan satu set buku HP (1-6) dalam bentuk PDF buat saya. Saat itu, buku HP:HBP sudah keluar. Nah, sama seperti buku kedua, buku keenam ini menjadi satu dari sedikit buku HP yang saya minati. Bahkan saya pun sudah lebih dari empat kali baca buku ini.. Karena saya bingung dengan cerita. (Jujur, lho!)

Ha. Curhat saya sepertinya ga jelas ya? Memang begitu. Meskipun buku keenam yang-menarik-hati-saya keluar juga, ketertarikan saya pada HP ya tetap sama, datar-datar-saja. Bahkan saya hampir ga pernah baca buku ketiga atau keempat. Buku kelima cuma dibaca sekali...

Err... Lupa mau menulis apa. Berikutnya, soal Asrama. Meskipun di HPI saya adalah seorang Gryffindor, saya bukan 100%-Gryffindor-Asli-Lho! Semua situs sorting hat tidak pernah kompak dalam memilihkan asrama untuk saya. Plin-plan. Yang satu bilang saya ini Gryffindor, lainnya bilang saya ini Slytherin, lainnya lagi bilang saya ini Ravenclaw. Nah. Bingung kan?

Saya sendiri juga bingung. Akhirnya, saya pun memilih Gryffindor sebagai asrama saya (di HPI-yang-dulu-itu dan Hogwarts Virtual). Bukan karena Harry Potter, tapi karena Miss Granger *maaf, ya, Manda* yang-mungkin-seharusnya-masuk-Ravenclaw-malah-nyasar-ke-Gryffindor. Jujur saja, ya, saya ini agak-agak setipe dengan Hermione, yang cerdas, tapi gaya bicaranya sedikit 'bossy'(kecuali bahwa dia itu tipe 1-atau-3 dan saya tipe 4). (Sering-seringlah bertemu dengan saya, maka Anda akan tahu saya ini bukan seperti yang Anda lihat...) Alasan kedua, meski saya mempunyai sedikit sifat dari syarat-masuk-asrama-lain, dan meskipun Snape ada di Slytherin, saya tidak memilih Ravenclaw, Slytherin, atau Hufflepuff.. Karena, saya tak cukup bijaksana untuk jadi seorang Ravenclaw, tak cukup licik (walau narsisnya setengah mati dan rada-rada ambisius) untuk jadi seorang Slytherin, dan tak biasa-biasa saja seperti kebanyakan penghuni Hufflepuff. Bahkan, sebenarnya saya tak cukup pemberani untuk masuk Gryffindor... Tapi apa daya, Miss Granger membuat saya masuk Gryffindor. Dan saya merasa bahwa hati saya sedikit menyatu dengan asrama itu. Dan... saya pun makin cinta pada Snape.

Ga berhubungan? Memang.

Pengecualian asrama saya adalah di HOL. Hanya di situ saya masuk asrama lain, Ravenclaw. Kaget? Saya juga bingung.

Yah... Saya ga pernah peduli soal asrama kok. Ditaruh di mana pun, saya bahagia saja....

Oh, well. Capek menulis. Maaf kalau curhat saya sedikit ga jelas...

Muffins and butterbeer for all!! *gives muffins and butterbeer*

3 Comments:

Blogger ambudaff said...

Ya jelas aja Miyu jadi Gryffindor, wong kepala Asrama-nya juga kucing
*kabur*

*balik lagi*
[Narsis mode: ON]Btw, para Mummy memang hebat ya? Mereka yang membelikan buku-buku yang bagus ini untuk para anaknya. Seperti misalnya Ambu yang membelikan buat Devina [Narsis Mode: OFF]
*bletak, sepatu dan sendal bakiak melayang ke kepala Ambu*

9:43 AM  
Blogger Myu-chan said...

Ambu: *getok ambu* Iya, saya tahu Professor McGonagall itu kucing...

Btw, betuuuull! Mum memang hebat... Hihi. Hebatnya itu, dia tahu anaknya kehabisan bahan bacaan...

Hihi. Jadi alasan lain saya masuk Gryffie adalah Minerva yang sesama kucing???

11:13 AM  
Blogger Amanda said...

Yeah right Ambu... Mummy is great! Apalagi Ambu Andra Meida *Mum...*

Hanya saja... Mummy saya tiba-tiba melarang saya baca Harry Potter mulai sekarang *padahal beliau yang nyuruh saya baca Harry Potter*! Dasar Mummy Mummy!!! *kaboor!!!*

4:11 PM  

Post a Comment

<< Home